Sabtu, 30 April 2016

DBD



DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
       Etiologi virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus.
       Manifestasi klinis infeksi virus Dengue termasuk didalamnya Demam Berdarah Dengue sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS).
Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue, antara lain faktor
  1. host,
  2. lingkugan (environment) dan
  3. faktor virusnya sendiri.
       Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun.
       Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk).
       Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh.
Manifestasi Klinis
       Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 1-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan
  1.  Uji tourniquet positif
  2.  Petekia, ekimosis, purpura
  3. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
  4. Hematemesis dan atau melena
  5. Hematuria
  6. Pembesaran hati (hepatomegali).
  7. Manifestasi syok/renjatan


Kriteria Laboratoris :
       Trombositopeni (trombosit < 150.000/ml)
Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20%)
       Hb meningkat
Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu :
Derajat I:
Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.

Derajat II :
Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.

Derajat III:
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.

Derajat IV :
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.



Jumat, 29 April 2016

Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak



Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak
Berikut ini jadwal imunisasi bayi dan anak berdasarkan rekomendasi satgas imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2007 :

Lahir
  • Imunisasi Hepatitis B tahap1 : untuk mencegah penyakit Hepatitis B
  • Imunisasi Polio tahap 0 : untuk mencegah penyakit Polio
1 bulan :
  • Imunisasi Hepatitis B 2 : untuk mencegah penyakit Hepatitis B
  • Imunisasi BCG + Polio tahap 1 : untuk mencegah penyakit TBC + Polio
2 Bulan :
  • Imunisasi DPT tahap1 + Polio tahap 2 : untuk mencegah penyakit Diteri, Pertusis, Tetanus dan Polio
  • Imunisasi HIB tahap 1 : untuk mencegah penyakit Meninggitis, Pneumonia
  • Imunisasi Pnemokokus tahap 1 (= IPD) : untuk mencegah penyakit Pneumonia, Bakterema, Meningitis
3 Bulan :
  • Imunisasi Hepatitis B tahap 3 : untuk mencegah penyakit Hepatitis B
4 Bulan : 
  • Imunisasi DPT tahap 2 + Polio tahap 3 : untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Polio
  • Imunisasi HIB tahap 2 : untuk mencegah penyakit meningitis, pneumonia
  • Imunisasi Pneumokokus tahap 2 (=IPD 2) : untuk mencegah penyakit Pneumonia, Bakterema, Meningitis
6 Bulan :
  • Imunisasi DPT tahap 3 + Polio tahap 4 : untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Polio
  • Imunisasi HIB tahap 3 : untuk mencegah penyakit meningitis, pneumonia
  • Imunisasi Pneumokous tahap 3 (=IPD 3) : untuk mencegah penyakit Pneumonia, Bakterema, Meningitis
9 Bulan :
  • Imunisasi Campak tahap 1 : untuk mencegah penyakit Campak
15 Bulan :
  • Imunisasi MMR tahap 1 : untuk mencegah penyakit Mumps, Morbili dan Rubella
  • Imunisasi HIB tahap 4 : untuk mencegah penyakit meningitis, pneumonia
  • Imunisasi Pneumokokus tahap 4 (=IPD 4) : untuk mencegah penyakit Pneumonia, Bakterema, Meningitis
18 Bulan :
  • Imunisasi DPT tahap 4 + Polio tahap 5 : untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Polio
2 Tahun :
  • untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Polio
  • Imunisasi Tifoid : untuk mencegah penyakit Thypus
  • Imunisasi Hepatitis A : untuk mencegah penyakit Hepatitis A
5 Tahun :
  • Imunisasi DPT tahap 5 + Polio tahap 6 : untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Polio (atau bisa diberikan pada saat 6 tahun di sekolah)
  • Imunisasi Varisela : untuk mencegah penyakit cacar air
6 Tahun :
  • Imunisasi Campak / MMR2 : untuk mencegah penyakit Campak/Mumps, Morbili, Rubella
7 Tahun :
  • Imunisasi TT : untuk mencegah penyakit Tetanus
8 Tahun :
  • Imunisasi TT : untuk mencegah penyakit Tetanus

Kamis, 28 April 2016

Risiko Kehamilan Usia Dini



Risiko Kehamilan Usia Dini

Kehamilan usia dini (remaja) secara bermakna berhubungan dgn pelecehan seksual.   
Selain perilaku seks tak aman, penggunaan narkoba. Karena mayoritas pengguna narkoba suntik berusia reproduksi aktif (15-24 tahun) à resiko terjadi kehamilan dgn HIV + meningkat.   
Pengaruh kehamilan dini pada bayi
l  Remaja memiliki kebiasaan makan yang tidak higienis, kurang vitamin, merokok, minum alkohol dan obat-obatan terlarang à  meningkatkan risiko bayi yang dilahirkan à masalah kesehatan. 
l  Ibu yang telalu muda (usia kurang 20 tahun) à melahirkan bayi prematur dibandingkan dengan usia lebih dari 20 tahun.
l  Risiko lebih tinggi terjadinya komplikasi kehamilan à anemia dan tekanan darah yang tinggi (PEB).
Remaja yang hamil (kehamilan dini ) sebaiknya
l  Melakukan pemeriksaan kehamilan lebih awal dan rutin.
l  Makan makanan yang bergizi dengan diet seimbang.
l  Berhenti merokok.
l  Berhenti minum alkohol
l  Tidak mengkonsumsi obat-obatan, kecuali yang diresepkan oleh petugas kesehatan.
Kehamilan dini meningkatkan risiko osteoporosis
l  Remaja à masa untuk pertumbuhan tulang.
l  Kehamilan à ibu remaja dan bayinya akan bersaing untuk kebutuhan kalsium à mengganggu pertumbuhan tulang pada ibu remaja à konsumsi kalsium untuk mencukupi kebutuhannya
Kehamilan dini meningkatkan risiko kanker mulut rahim
l  Faktor-faktor yang mencangkup peningkatan terjadinya kanker serviks à hubungan seksual dini di bawah umur 17 tahun, kehamilan dini, mitra seksual ganda/multi.